RINGKASAN FAWAID DALAM BENTUK BAGAN

BOLEHKAH BERQURBAN ATAS NAMA ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA?

Penyusun Materi: 
Al-Ustadz Yoyok Abu Abdirrahman 
Manukan - Surabaya Barat

(Klik gambar untuk memperbesar)

  1. Pertanyaan Dasar:

    • Apakah boleh berqurban atas nama orang yang telah meninggal dunia?
  2. Pendapat Ulama:

    • Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin:
      • Disunnahkan untuk yang Hidup: Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah berqurban untuk orang yang telah meninggal dunia seperti Khadijah, Hamzah, atau anak-anaknya.
      • Mengikut Keluarga: Boleh memasukkan nama orang yang telah meninggal dunia dalam qurban keluarga, namun tidak berdiri sendiri.
  3. Keadaan yang Membolehkan Berqurban atas Nama Orang yang Telah Meninggal:

    • Nadzar: Jika orang tersebut pernah bernadzar untuk berqurban sebelum wafat, maka wajib dipenuhi.
    • Wasiat: Jika ada wasiat dari yang meninggal untuk berqurban, maka boleh dilaksanakan dengan syarat tidak lebih dari 1/3 harta.
  4. Pandangan dalam Kitab Lain oleh Syaikh Al-Utsaimin:

    • Hukum Asal: Qurban disyariatkan bagi yang hidup.
    • Model Qurban: Nabi Muhammad ﷺ berqurban untuk diri dan keluarganya, termasuk yang telah meninggal.
    • Qurban Khusus: Qurban khusus atas nama orang yang meninggal tidak dicontohkan oleh Nabi atau sahabat.
  5. Penjelasan Detail:

    • Tiga Hal Penting:
      1. Ikut Keluarga Hidup: Boleh.
      2. Karena Wasiat: Wajib dilaksanakan jika mampu.
      3. Secara Khusus: Tidak disunnahkan karena tidak ada contoh dari Nabi.
  6. Hadits Lemah:

    • Hadits yang menyebutkan bahwa Nabi memerintahkan berqurban atas nama beliau setelah wafat adalah dhaif (lemah).
  7. Kesimpulan:

    • Tidak disyariatkan qurban khusus atas nama orang yang telah meninggal dunia karena tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ atau sahabatnya.

Sumber materi: