Penyusun Materi:
Al-Ustadz Yoyok Abu Abdirrahman
Manukan - Surabaya Barat
Jenis Takbir
- Takbir Muqoyyad (Terikat Waktu)
- Kapan: Setelah sholat-sholat fardhu.
- Dimana: Di tempat sholat.
- Dalil: Ijma' ulama, berdasarkan atsar dari sahabat.
- Cara: Berdzikir setelah sholat fardhu, kemudian bertakbir.
- Takbir Mutlak (Tidak Terikat Waktu)
- Kapan: Kapan saja.
- Dimana: Dimana saja.
- Dalil: Bebas dilakukan kapan dan dimana saja sesuai dengan pengertian takbir.
Lafadz Takbir
Lafadz Pertama:
- الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله ، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
- Sumber: Ali bin Abi Tholib, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar (beberapa sanad dho'if)
- Pendukung: An-Nakho’i, Ats-Tsaury, Imam Ahmad, Ishaq, An-Nu’man, Muhammad bin Al-Hasan
Lafadz Kedua:
- الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
- Sumber: Imam Malik, Imam As-Syafi’i, Al-Hasan Al-Bashri
Lafadz Ketiga:
- الله أكبر، الله أكبركبيرا، الله أكبركبيرا، الله أكبر وأجل، الله أكبر ولله الحمد
- Sumber: Ibnu Abbas
Lafadz Keempat:
- الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير
- Sumber: Ibnu Umar (sanad dho'if)
Lafadz Kelima:
- الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر كبيرا
- Sumber: Salman Al-Farisy (sanad shohih)
Pendapat Umum:
- Bebas menggunakan lafadz takbir mana saja yang masuk dalam pengertian takbir.
- Pendukung: Al-Hakam, Hammad bin Salamah, Imam Ahmad bin Hambal, Ibnul Mundzir
Cara Mengumandangkan Takbir
Berdasarkan Amalan Kaum Muslimin Saat Ini:
- Cara: Berjama’ah, dipimpin oleh satu imam, diikuti oleh jamaah dengan satu suara.
- Kritik: Tidak ada dalil dari Nabi ﷺ atau sahabat yang menyarankan takbir berjama’ah dengan satu suara.
Cara yang Disarankan:
- Individu: Masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri, dengan mengeraskan suaranya tanpa harus serempak.
- Dalil: Tidak ada contoh dari Nabi ﷺ atau sahabat untuk takbir berjama’ah dengan satu suara.
Kesimpulan
- Bebas bertakbir dengan lafadz yang mana saja, tidak terbatas pada lafadz tertentu.
- Cara bertakbir sebaiknya dilakukan secara individu, tidak berjama'ah dengan satu suara.
Sumber Rujukan
- Fathul Bari Syarh Shohih Al-Bukhori, Kitabul Iedain, Bab 12
- Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab (5/32)
- Fatawa Lajnah Ad-Daimah (8/310 dst)
- Tafsir Al-Qurthubi
- Al-Ausath (4/303-305)
- Al-Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah (2/167-168)
- Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab (5/40)
- Al-Mughni (3/290)
Sumber materi: